Nama Pithecellobium jiringa, Pithecellobium lobatum atau Archidendron jiringa mungkin terdengar kurang akrab di telinga kita, tetapi jika disebutkan nama ‘jengkol’, sebagian besar masyarakat Indonesia tentu mengenalnya. Jengkol merupakan tanaman yang seringkali dimanfaatkan bijinya untuk dikonsumsi. Walaupun mempunyai aroma yang kurang sedap, jengkol banyak digemari tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, namun juga oleh sebagian masyarakat di Malaysia, Thailand, dan juga Filipina.
Di Indonesia, jengkol dikenal dengan banyak nama antara lain jengkol (Jawa), jaring (Sumatera), kicaang (Sunda), blan dingan (Bali), jering atau jiring (Melayu), jaawi (Lampung), dan lubi (Sulawesi).
Gambar 1. Buah dan biji jengkol
Biji jengkol biasanya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk emping, semur, sambal goreng, rendang, urap atau lalapan mentah. Selain bijinya yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan, jengkol juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Kulit batang tanaman jengkol secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit gigi, sedangkan daunnya digunakan untuk mengobati luka dan kudis. Selain itu, jengkol juga digunakan pada penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi.
Kandungan Nutrisi dalam Biji Jengkol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam biji jengkol terkandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh antara lain karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, dan besi. Kadar protein dalam biji jengkol (23,3 gram per 100 gram bahan) melebihi kadar protein dalam tempe (18,3 gram per 100 gram bahan) sehingga jengkol dapat menjadi sumber protein nabati.
Namun, selain kandungan nutrisi tersebut terdapat kandungan senyawa dalam jengkol yang berisiko dapat menimbulkan keracunan yaitu asam jengkolat.
Asam Jengkolat
Asam jengkolat atau jengkolic acid (S,S’-methylenebicysteine) merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Gambar 2. Struktur asam jengkolat
Jengkolat.Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bervariasi, tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat relatif lebih sedikit daripada biji yang sudah tua. Pada biji jengkol tua terkandung asam jengkolat 1-2% dari berat bijinya. Dengan sebutir biji jengkol mentah dengan berat 15 gram dapat mengandung sekitar 0,15 – 0,30 gram asam.
Keracunan Asam Jengkolat
Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.
Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa. Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.
Gejala Keracunan Asam Jengkolat
Seseorang yang mengkonsumsi jengkol umumnya akan menghasilkan bau jengkol pada napas, mulut, dan urinnya. Keluhan gejala akibat keracunan umumnya timbul 5 –12 jam setelah seseorang mengkonsumsi jengkol. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urin). Adanya darah dalam urin disebabkan oleh adanya luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat yang tajam.
Jika berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguri-anuria (pengeluaran urin yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar), yang kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urin yang sangat besar dalam periode tertentu).
Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
Penatalaksanaan Keracunan Asam Jengkolat
Keracunan asam jengkolat ringan (nyeri pinggang dan nyeri pada perut) umumnya dapat diobati dengan minum air yang banyak serta pemberian natrium bikarbonat 2 gram sebanyak 4 kali sehari secara oral hingga gejala hilang (asimptomatis). Sedangkan bila terjadi gejala keracunan berat (oliguria, hematuria, anuria atau tidak dapat minum), maka penderita perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa:
- Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support).
- Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat memburuk secara tiba-tiba dan berat.
- Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam jengkolat.
- Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus dengan dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.
Pencegahan Keracunan Asam Jengkolat
Untuk mencegah terjadinya keracunan akibat mengkonsumsi jengkol, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam.
- Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.
- Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang.
- Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang mengalami gangguan ginjal.
Daftar Pustaka
- Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. Hasil Kerjasama Tim Sentra Informasi keracunan (SIKer), Direktorat Pelayanan Medik Spesialistik Ditjen Yanmedik, Sentra Pengobatan Keracunan (SPKer) RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUD Dr. Sutomo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, dan RSUP H. Adam Malik. Jakarta. 2001.
- Keracunan akibat Racun Alam. Sentra Informasi Keracunan Nasional, Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI. Jakarta. 2007.
- Shukri R., Mohamed S., Mustapha NM., Hamid AA. Evaluating the toxic and beneficial effects of jering beans (Archidendron jiringa) in normal and diabetic rats. J Sci Food Agric. 2011 Nov; 91 (14): 2697-706. doi: 10.1002/jsfa.4516. Epub 2011 Jul 11.
- Djenkolic Acid: Basic Information.
0 Response to "BAHAYA KERACUNAN ASAM JENGKOLAT"
Posting Komentar