KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
A. Deskripsi Singkat Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan kompetensi utama bidan, untuk itu mahasiswa harus menguasai materi yang dibahas pada bab ini dengan benar. Materi lain yang disarankan untuk dipelajari guna menunjang pemahaman mengenai konsep dasar asuhan persalinan antara lain anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita. Materi tersebut dapat diperoleh melalui gambar – gambar maupun phantom yang tersedia di laboratorium kebidanan.
A. Deskripsi Singkat Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan kompetensi utama bidan, untuk itu mahasiswa harus menguasai materi yang dibahas pada bab ini dengan benar. Materi lain yang disarankan untuk dipelajari guna menunjang pemahaman mengenai konsep dasar asuhan persalinan antara lain anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita. Materi tersebut dapat diperoleh melalui gambar – gambar maupun phantom yang tersedia di laboratorium kebidanan.
B. Relevansi
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar dalam masa persalinan yang meliputi pengertian persalinan, sebab – sebab dimulainya persalinan, tanda – tanda persalinan dan tujuan asuhan persalinan. Materi ini perlu dipahami seorang bidan agar nantinya bidan dapat melakukan asuhan kebidanan dalam masa persalinan dengat tepat.
C. Tujuan Instruksional Khusus ( Kompetensi Dasar)
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu Menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan Indikator :
- Menjelaskan pengertian persalinan
- Menyebutkan sebab- sebab mulainya persalinan
- Menjelaskan tahapan persalinan (kala I, II, III, IV)
- Menjelaskan tujuan asuhan persalinan
- Menyebutkan tanda-tanda persalinan
a. Uraian
Tujuan pembelajaran dari materi yang diuraikan pada bab ini adalah :
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian persalinan
- Mahasiswa dapat menjelaskan sebab – sebab persalinan
- Mahasiswa dapat menyebutkan tahapan proses persalinan
- Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan asuhan kebidanan pada persalinan
- Mahasiswa dapat menyebutkan tanda dan gejala persalinan
- Pengertian persalinan,
- Sebab – sebab mulainya persalinan,
- Tahapan proses persalinan,
- Tujuan asuhan persalinan,
- Tanda dan gejala persalinan.
b. Pengertian Persalinan Persalinan adalah suatu proses perneluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukn operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukn operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
Istilah – istilah yang berkaitan dengan persalinan berdasarkan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi :
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram
4. Partus maturus atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih
5. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.
c. Sebab – sebab Mulainya Persalinan
1. Penurunan kadar progesterone
1 – 2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot – otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone menurun
2. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
3. Keregangan otot – otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bula dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teragang otot – otot rahim makin rentan
4. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa – rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
d. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Persalinan kala I atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his persalinan yang pertama samapai pembukaan cervix menjadi lengkap (Yanti, 2010). Berdasarkan kemajuan pembukaan maka Kala I dibagi menjadi :
- Fase Latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam
- Fase Aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat membutuhkan waktu 6 jam yang terbagi lagi manjadi :
- Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam
- Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
- Fase Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm yang dicapai dalam 2 jam (Yanti, 2010)
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi (Yanti, 2010). Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal kepala janin sudah masuk dalam rongga panggul (Sumarah, dkk, 2009).
3. Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Yanti, 2010). Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plesenta dari dindingnya (Prawirohardjo, 2008).
4. Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam Klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan (Yanti, 2010). Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah :
- Tingkat kesadaran ibu bersalin
- Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
- Kontraksi Uterus
- d. Terjdinya perdarahan Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
- e. Isi kandung kemih ( Saifuddin, 2008).
e. Tujuan dan Prinsip Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemjuan dan keberhasilan proses persalinan. Praktek-praktek pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan persalinan normal meliputi:
- Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis
- Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
- Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas
- Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya
- Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya
- Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin
- Mengasuh bayi baru lahir
- Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya
- Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya.
- Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
Ada lima aspek dasar atau LIMA BENANG MERAH, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. LIMA BENANG MERAH tersebut adalah:
1. Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Tujuh langkah dalam dalam membuat keputusan klinik:
- Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan
- Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah
- Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi
- Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah
- Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensiuntuk solusi masalah
- Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
- Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
- Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya
- Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut
- Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
- Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir
- Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
- Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu eserta anggota keluarga yang lain
- Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya
- Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya
- Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten
- Menghargai privasi ibu
- Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi
- Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya
- m. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak member pengaruh yang merugikan
- Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma)
- Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
- Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
- Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)
- Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
3. Pencegahan infeksi Prinsip –prinsip pencegahan infeksi:
- Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit
- Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
- Permukaan benda di sekitar kita, peralatan atau benda-benda lainnya yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi , sehingga harus diproses secara benar
- Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatanatau benda lainnya telah diproses maka semua itu harus dianggaap masih terkontaminasi
- Resiko infeksi tidak tidak bias dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan mnerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.
4. Pencatatan (rekam medis) Aspek-aspek penting dalam pencatatan :
- Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan
- Identifikasi penolong persalinan
- Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
- Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca
- Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien
- Kerahasiaan dokumen-dokumen medis
5. Rujukan Meskipun Sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir. Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu:
- Bidan
- Alat
- Keluarga
- Surat
- Obat
- Kendaraan
- Uang
- Darah
F. Tanda dan Gejala Persalinan Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin semua atau malah tidak sama sekali. Dengan meningat tanda dan gejala tersebut, akan terbantu ketika menangani wanita yang sedang hamil tua sehingga dapat memberikan konseling dan bimbingan antisipasi yang tepat. Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain:
a. Lightening
Lightening, yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi bisanya menancap (engaged) setelah lightening, yang bisanya oleh wanita awam disebut “kepala bayi sudah turun”. Sesak napas yang dirasakan sebelumnya selama trimester III akan berkurang, penurunan kepala menciptakan ruang yang lebih besar di dalam abdomen atas untuk ekspansi paru.
Lightening menimbulkan perasaan tidak nyaman yang lain akibat tekanan pada bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu:
- Ibu jadi sering berkemih
- Persaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau perlu defekasi
- Kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramina iskiadika mayor dan menuju tungkai
- Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ektremitas bawah. Lightening menyebabab kan tinggu fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini Bidan tidak dapat lagi melakukan pemeriksaan ballotte pada kepala janin yang mengalami yang sebelumnya dapat digerakkan di atas simpisis pada palpasi abdomen. Pada Leopold IV jari jari Bidan yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar. Pada primigravida bisanya lightening terjadi sebelum persalian. Hali ini kemungkina disebabkan peningktan peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks dan tonus otot abdomen yang baik, yang memang lebih sering ditemukan pada primigravida
b. Pollakisuria
Pada aksir bulan ke 9 hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini meyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing
c. False labor
Persalinan palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi bracston hicks yang tidak nyeri , yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara inrermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kehilangan energy dalam menghadapinya. Bagaimanapun persalian palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat
d. Perubahan cervix
Perubahan serviks Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih lunak, dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikut dilatasi. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan
e. Bloody show
Plak lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. pengeluaran plak lender inilah yang dimaksud dengan bloody show
f. Energy Spurt
Lonjakan energy Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 jam sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Ummunya para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam sehingga bersemangat melakukan berbagai aktifitas diantaranya pekerjaan rumah tangga dan berbagai tugas lain yang sebelumnya tidak mampu mereka alaksanakan. Akibatnya mereka memasauki persalinan dalam keadaan letih dan sering sekali persalinan menjadi sulit dan lama. Terjadinya lonjakan ebergy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan untuk menahan diri dan menggunakannya untuk persalinan
g. Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan muntah. Diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut.
c. False labor
Persalinan palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi bracston hicks yang tidak nyeri , yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara inrermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kehilangan energy dalam menghadapinya. Bagaimanapun persalian palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan sudah dekat
d. Perubahan cervix
Perubahan serviks Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih lunak, dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikut dilatasi. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan
e. Bloody show
Plak lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan lahir selama kehamilan. pengeluaran plak lender inilah yang dimaksud dengan bloody show
f. Energy Spurt
Lonjakan energy Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 jam sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Ummunya para wanita ini merasa enerjik selama beberapa jam sehingga bersemangat melakukan berbagai aktifitas diantaranya pekerjaan rumah tangga dan berbagai tugas lain yang sebelumnya tidak mampu mereka alaksanakan. Akibatnya mereka memasauki persalinan dalam keadaan letih dan sering sekali persalinan menjadi sulit dan lama. Terjadinya lonjakan ebergy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan untuk menahan diri dan menggunakannya untuk persalinan
g. Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan muntah. Diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut.
0 Response to "Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil "
Posting Komentar